Sunday 30 January 2011

Satpol PePe, Bukan Solusi

Ini hanya sebuah jeritan hati yang perih melihat kondisi sosial bangsa ini.. mohon maaf jika ada yang tidak berkenan or tidak sependapat....

Siapa yang mau jadi orang susah? anda mau? sepertinya tak satupun orang punya cita cita ingin jadi anak jalanan, pengamen, peminta minta, menjadi orang pinggiran/kolong jembatan yang merusak pemandangan ibukota dan menjadi pedagang emperan kaki lima.

Tapi itulah potret bangsa ini, negara yang terlihat begitu kumuh, miskin, tidak higienis dan balatakan (berantakan;sunda).

Tapi apakah solusi semua kondisi diatas adalah dengan Satpol PP?

Izinkan saya mengatakan tidak! karena gambaran yang kita lihat adalah cerminan kondisi negara kita sendiri. Negara yang rakyatnya susah, susah hidup, susah mendapatkan pendidikan yang layak, susah mencari lapangan pekerjaan dan lain lain. Alhasil, rakyat menciptakan jalannya sendiri untuk bertahan hidup. Ada anak anak yang menjadi pengamen jalanan demi membantu orang tua  miskin yang tidak sanggup mencari cara yang lebih terhormat untuk menghilangkan rasa laparnya. ada yang tidak punya modal besar untuk menyewa kios di pasar, lalu menggelar dagangan ala kadarnya di pinggiran jalan agar masih bisa mendapatkan sesuap nasi untuk dimakan hari itu. ada yang meminta minta untuk sekedar dapat bertahan melanjutkan hidup dan lain sebagainya.

Negara sebaiknya menghitung tingkat kesejahteraan negeri ini dengan melihat potret yang terjadi di jalanan. bukan dengan hitungan angka angka belaka yang jumlahnya setiap tahun meningkat, padahal kenyataannya rakyat miskin di jalanan semakin bertambah bukan berkurang.

Maka jika tidak mau bangsa ini terlihat kumuh oleh mereka yang dianggap mengganggu ketertiban dan keindahan tatanan lay out bangsa ini, ciptakanlah kesejahteraan rakyat, permudah mereka mengenyam pendidikan untuk bekal hidupnya, permudah mereka mendapatkan lapangan pekerjaan dan lain lain. bukan dengan Satpol Pepe yang hanya menambah jeritan rakyat, tangisan orang orang susah, kesedihan mereka yang kehilangan modal hidup yang segitu gitunya dan cara bertahan hidup yang hanya mampu mereka lakukan.

Semoga kelak bangsa ini menjadi bangsa yang benar benar sejahtera, kesejahteraan yang dapat kita saksikan dengan mata telanjang, bukan hanya dengan angka angka peningkatan yang tidak terbukti. amin.

7 comments:

  1. Saya tinggalin sandal disini dulu deh.. entar aja komennya

    ReplyDelete
  2. yup, emang parah...
    *belum ada kejelasan solusi untuk rakyat kecil, tp...

    ReplyDelete
  3. kalau diadakan survey tentang satpol PP, kemungkinn besar hasil yang ada adalah permintaan pembubaran satpol PP. udah lama sekali aku gemes ma yang namanya satpol PP......

    ReplyDelete
  4. @mas dargombes, haha sandal yang ditinggal tidak dapat ditukar/diambil kembali

    @ budiman, orang susah semakin susah, rakyat kecil semakin kecil ujung2nya.

    @ ridwan, nah itu dia, akibat gemes bin geram, mau teriak tp ke siapa? ya udah bisanya cuma nyoret disini...

    ReplyDelete
  5. mendengar kata satpol pp.. saya jadi teringat pedagan di daerah pasar anyar bogor.. dagangannya di angkut..terus pedangan itu hanya bisa nangis, tanpa bisa mengambil kembali dagangan...dilema... :( tapi saya tidak menyalahkan sepenuhnya satpol PP. karena itu bagian dari tugas dia dari atasannya... semoga ada solusi yang terbaik.

    ReplyDelete
  6. sepertinya dilema juga tuh.. jika kita enggak punya satpol PP, yo nantinya makin semrawut tata kota. Tapi kadang oknum PP juga berlebihan dalam menangani para PKL.. nurutku sih perlu ada kesadaran dari kedua belah pihak.. Masyarakat harus sadar tentang hukum dan aturan tata kota. sedangkan Satpol PP harus bisa menjadi pengayom masyarakat, bukan malah sebaliknya jadi momok PKL

    ReplyDelete
  7. @ zico amiiin, bayangkan jika ayahkita adalah penjual itu.. hiks. dilema memang.

    @ mas dargombes, wow senang banget masih liat nama lozz akbar di deretan komen blog ini setelah tak dpt melihatnya lg di bloofers.. tks ya

    ReplyDelete

tinggalkan jejaknya ya, kalo sudah mampir: